Mengetahui tentang Bahasa Isyarat

 Nama : Gerry Benyamin Mataheru

Kelas : R4B

NPM : 202246500140

Hallo semua perkenalkan Nama saya Gerry Benyamin Mataheru disini saya menceritakan tentang beberapa jurnal yang sudah saya baca bahwa betapa perlunya untuk bisa menggunakan kode tangan dan bisa mengerti kode tangan, karena agar para penyandang disabilitas tunarungu ini bisa saling berkomunikasi dengan orang normal lainnya tanpa merasa ada perbedaan antara satu dengan lainnya.

Di jaman yang sekarang ini banyak para penyandang disabilitas tunarungu yang susah sekali berkomunikasi dengan orang-orang normal, karena para penyandang disabilitas jika ingin berkomunikasi dengan orang lain maka dia harus membawa perantara atau orang yang bisa dan membantu berbahasa isyarat juga sedangkan jika dia tidak mempunyai orang yang bisa mengerti berbahasa isyarat itu sangat sulit untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain

1. Klasifikasi Objek Kode Tangan pada Pengenalan Isyarat Alphabet Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo)

Yang pertama disini adalah tentang objek kode tangan pada bahasa isyarat, saya suka dengan jurnal ini karena isi jurnal ini membahas tentang sebuah objek pada tangan bisa membentuk sebuah alphabet, setiap perubahan kode pada tangannya itu menggambarkan suatu objek yang berbeda dari alphabet A yang berbentuk segitiga hingga alphabet Z yang berbentuk seperti ular.

Pada jurnal ini juga tidak mempelajari bahasa isyarat secara manual saja namun para penyandang disabilitas tunarungu ini juga menciptkan suatu inovasi yang bisa mendeteksi objek gerakan pada tangan, yang membuatnya ini menjadi inovasi yang sangat berguna untuk para penyandang disabilitas, sehingga para penyandang disabilitas bisa lebih mudah untuk berinteraksi melalui media sosial maupun media online.

Dengan adanya sistem pengenalan objek detection gerak tangan pada kamera yang dibuat di dalam jurnal ini ini pastinya akan membantu para penyandang disabilitas tunarungu ini dalam hal berkomunikasi, karena para penyandang disabilitas tunarungu ini jika ingin berkomunikasi tentunya bisa melalui ketikan namun dengan adanya sistem pengenalan objek detection gerak tangan pada jurnal ini, ini jelas akan lebih membantu para penyandang disabilitas lainnya.

2. Implementasi Komik Interaktif Cerita Rakyat Cupak Grantang dengan Bahasa Isyarat berbasis Mobile

Yang kedua disini adalah tentang Komik Cerita rakyat yang menggunakan Bahasa Isyarat, saya sangat suka hal ini, karena menurut saya masih banyak orang yang belum mengerti bahasa isyarat terlebih pada usia anak peserta didik, hal ini bagus karena cerita komik ini di bawa kedalam lingkungan peserta didik sehingga baik itu para penyandang disabilitas tunarungu ini maupun orang lain bisa saling mengerti dan juga bisa saling berkomunikasi secara formal melalui komik cerita rakyat yang di bawa ke lingkungan para peserta didik.

Mungkin untuk para orang-orang yang memang dari lahir sudah bisa mendengar dan berbicara akan merasa seperti normal, tetapi untuk orang yang mengalami hal disabilitas tunarungu ini pastinya akan merasa kurang percaya diri dan merasa akan seperti diasingkan, sehingga ini membuat para penyandang disabilitas tunarungu ini susah untuk bisa berkomunikasi pada orang lain, karena orang yang tidak mengalami hal tersebut akan merasa aneh dan juga bingung bagaimana cara untuk berkomunikasi pada orang penyandang disabilitas tanpa mengetahui pengetahuan dasar untuk berkomunikasi dengan para penyandang disabilitas ini.

Dengan adanya komik Cupak Grantang dengan memakai bahasa isyarat ini para peserta didik mulai diajarakan perlahan-lahan guna melestarikan kebudayaan daerahnya sendiri karena di jaman yang sudah maju seperti ini banyak peserta didik yang kurang minat dalam hal membaca sehingga mungkin saja dengan adanya komik Cupak Grantang ini banyak peserta didik yang akan mulai berminat untuk membaca kembali, terlebih untuk para penyandang disabilitas ini agar supaya para penyandang disabilitas ini bisa membaca komik Cuprak Grantang berbasis mobile ini yang juga ini bentuk support agar para penyandang disabilitas bisa ikut membaca komik tersebut.

Di dalam cerita Cupak Grantang ini berisi bukan hanya cerita rakyat nya saja namun juga ada bahasa isyarat SIBI, apa itu SIBI, SIBI adalah Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang merupakan salah satu media yang membantu komunikasi sesama tunarungu di dalam masyarakat yang lebih luas, di dalam jurnal ini memakai SIBI, SIBI biasa nya di gunakan sebagai bahasa isyarat di sekolah tidak digunakan sebagai media komunikasi sehari-hari, ini juga karena kosakata dalam SIBI dibuat hanya dengan mengubah bahasa indonesia lisan menjadi bahasa isyarat.

Permasalahan nya disini bukan tentang ketidak-mampuan mereka dalam hal berkomunikasi namun ini akibat dari perkembangan kemampuan berbahasa, yaitu ketidak-mampuan untuk mengetahui huruf atau lambang dan aturan pada bahasa.

3. Respon Tunarungu terhadap penggunaan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dalam komunikasi

Para penyandang disabilitas tunarungu merasa kesulitan untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain baik dalam menyampaikan pesan maupun memahami pesan sehingga mereka membutuhkan bahasa yang sesuai dengan dirinya.

Di indonesia sendiri memiliki 2 sistem bahasa isyarat yang pertama yaitu SIBI dan BISINDO, namun dengan adanya 2 sistem bahasa isyarat ini, mereka justru merasa sulit untuk bisa saling berkomunikasi karena mereka bingung harus pakai SIBI atau BISINDO.

Namun pada akhirnya penggunaan Bahasa Isyarat di indonesia menggunakan sistem BISINDO, karena di indonesia sendiri para penyandang disabilitas ini rata-rata merasa kesulitan jika harus memakai sistem SIBI atau 2 sistem, jadi para penyandang disabilitas di indonesia meminta para pemerintah untuk mengesahkan sistem Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) untuk menjadi satu-satunya sistem bahasa isyarat yang di pakai di indonesia oleh para penyandang disabilitas di indonesia.

Kesimpulan

Jadi di beberapa jurnal yang sudah saya lihat dan juga sudah saya baca ini, apakah kita perlu untuk mengetahui apa itu bahasa isyarat? jawabannya perlu, kenapa? untuk kita orang yang normal, yang tidak mengalami hal seperti mereka pastinya kita lebih bisa untuk berkomunikasi pada banyak orang, namun untuk para penyandang disabilitas seperti mereka pastinya mereka akan merasa sulit untuk bisa berkomunikasi dengan orang antara satu dengan yang lainnya, sehingga menurut saya dalam ketiga jurnal yang sudah saya lihat dan sudah saya baca ini masing-masing memiliki hal-hal yang positif seperti contohnya, kita harus bisa berbahasa isyarat walaupun bahasa isyarat yang kita pelajari hanya sekedar alphabetnya saja, namun hal itu pasti akan membantu para penyandang disabilitas untuk bisa saling berkomunikasi dengan banyak orang tanpa meragukan apakah orang lain bisa berbahasa isyarat juga, lalu metode memasukan bahasa isyarat pada sebuah cerita rakyat berbasis mobile ini juga tentunya membantu para penyandang disabilitas untuk bisa belajar untuk mengerti sebuah komunikasi lewat cerita rakyat yang di aplikasikan, terlebih pada lingkungan peserta didik karena pada jaman sekarang juga banyak para peserta didik yang mulai kehilangan minat untuk membaca, sehingga mungkin dengan mengaplikasikan cerita rakyat yang juga berisi bahasa isyarat ini bisa meningkatkan minat membaca para peserta didik baik itu para penyandang disabilitas dan juga orang yang bukan para penyandang disabilitas, jadi apakah kita perlu mengetahui tentang Bahasa Isyarat jawabannya adalah Ya

DAFTAR PUSTAKA

Borman, Rohmat Indra, Bentar Priopradono, and Abdul Rahman Syah. "Klasifikasi Objek Kode Tangan pada Pengenalan Isyarat Alphabet Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo)." SNIA (Seminar Nasional Informatika dan Aplikasinya). Vol. 3. 2019.

Aditama, Putu Wirayudi, and Putu Surya Wedra Lesmana. "Implementasi komik interaktif cerita rakyat cupak grantang dengan bahasa isyarat berbasis mobile." Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika: JANAPATI 9.2 (2020): 243-252.

Mursita, Rohmah Ageng. "Respon tunarungu terhadap penggunaan sistem bahasa isyarat indonesa (sibi) dan bahasa isyarat indonesia (bisindo) dalam komunikasi." Inklusi 2.2 (2015): 221-232.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis film The Wind Rises

Analisis dan Kesimpulan Karakter Pada Film The Wind Rises

ANALISIS KAJIAN SEMIOTIIKA BUDAYA